(saya lagi suka menangis sorang-sorang sebelum tido, biarlah orang tak nampak, tapi Allah tahu)
bila saya kecewa, saya diam.
(walaupun sebenarnya sangat sakit untuk simpan sorang-sorang, sy taknak org tahu, biarlah Allah yg tahu)
bila saya marah, saya diam.
(sebab saya tak suka lepaskan dkt org lain, sbb sy pon tak suka kalau orang marah-marah, biarlah Allah yang tahu perasaan saya)
bila saya kecik hati/ terasa, saya diam
(sbb sy taknak orang lain terkena tempiasnya, biarlah sy sakit sorang-sorang walaupun kadang-kadang sakitnya sampai ke ulu hati)
bila saya terasa sangat sakit dan lemah bila diuji dengan dugaan yg berat, saya diam.
(sbb sy tahu, saya sentiasa ada Allah walaupun orang lain mungkin tak mampu sentiasa bersama saya)
walaupun saya kadang-kadang tak mampu tersenyum, dan hanya mampu terdiam, biarlah Allah yang tahu perasaan saya yang sebenar.
walaupun orang selalu ckp saya sentiasa tak berperasaan,dan tak faham apa sebenarnya dalam hati saya, saya tak kisah. sbb hanya Allah yang tahu betapa berbaurnya hati dan perasaan saya.
walaupun saya memilih untuk diam, tapi tak bermakna hati dan perasaan saya boleh diremehkan. tak bermakna saya terima semuanya. dan tak bermakna saya boleh diperlakukan sesuka hati dan hanya perlu terus mengikut kehendak semua orang. kerana saya tak mampu.
mungkin kerana saya tak suka meluahkan. kerana itulah saya sebenarnya. walaupun kata orang meluahkan itu lebih lega, tapi saya tahu bukan senang bg seorang shahira anuar itu untuk meluahkan perasaan sebenarnya.
selagi sy masih mampu bertahan menyimpan segala jenis perasaan ini tanpa memudaratkan orang lain, sy akan teruskan. walaupun saya tak tahu sampai bila sy akan bertahan.
tapi saya takut...
sy takut suatu hari nanti sy tak mampu bertahan lagi. =(
Ya Allah, berikanlah hamba-Mu kekuatan dari-Mu.
Sesungguhnya, daripadaMu kami datang, dan kepada Mu jualah kami kembali.
“Tidaklah seseorang dikatakan pemberani dan kuat karena cepat meluapkan amarahnya, tetapi seseorang dikatakan pemberani dan kuat kalau mampu menguasai diri dan nafsunya ketika marah.”
“Dan bersegeralah menuju ampunan Allah dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang dijanjikan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun di waktu sempit, dan orang-orang yang mengendalikan amarah dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Ali Imran [3]: 134)
Sesungguhnya, daripadaMu kami datang, dan kepada Mu jualah kami kembali.
“Tidaklah seseorang dikatakan pemberani dan kuat karena cepat meluapkan amarahnya, tetapi seseorang dikatakan pemberani dan kuat kalau mampu menguasai diri dan nafsunya ketika marah.”
“Dan bersegeralah menuju ampunan Allah dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang dijanjikan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun di waktu sempit, dan orang-orang yang mengendalikan amarah dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Ali Imran [3]: 134)